Dapatkan informasi , fakta, ilmu dan berbagai pengetahuan di sini. Memandang dunia dalam sudut yang berbeda.

Sunday, June 16, 2013

Pahala yang Tak Terputus

Oleh Umar Abdullah
DARI USAHA DIRINYA KETIKA IA MASIH HIDUP
  1. Shadaqah Jariyah (waqaf)
  2. Ilmu yang bermanfaat
  3. Anak yang Shalih yang Mendoakan dia
Hadits Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda:
”Idzaa maatal insaanu inqatha’a ’amaluHu illaa min tsalaatsin shadaqatun jaariyatun aw ’ilmun yuntafa’u biHi aw waladun shaalihun yad’uulaHu.” [Apabila manusia mati, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga: Sedekah Jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan dia.] (HR. Muslim)
Hadits Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda:
Inna mimma yalhaqqul mu`mina min ’amaliHi wa hasanaatiHi ba’da mawtiHi [Sesungguhnya di antara amal dan kebaikan-kebaikan yang sampai kepada orang Mukmin setelah ia meninggal dunia] ilmaa ’allamaHu wa nasyaraHu [hanyalah ilmu yang pernah ia ajarkan dan sebarkan], wa waladan shaalihan tarakaHu [dan anak shalih yang dia tinggalkan], wa mushhafan warratsaHu [dan Mushhaf yang dia wariskan], aw masjidan banaaHu [atau masjid yang dia bangun], aw baytan li ibnis sabiili banaaHu [atau rumah yang dia bangun untuk ibnu sabil], aw naHran ajraaHu [atau sungai yang dia gali], aw shadaqatan akhrajaHaa min maaliHi fii shihhatiHi wa hayaatiHi [atau shadaqah yang dia keluarkan dari hartanya untuk kesehatannya dan hidupnya], yalhaquHu min ba’di mawtiHi [ yang semuanya sampai kepadanya setelah dia meninggal dunia].” (HR. Ibnu Majah)
 Pelopor kebiasaan yang baik
Di dalam al-Musnad dari Hudzaifah, dia berkata, ”Ada seorang laki-laki yang meminta-minta pada zaman Rasulullah saw, namun tak seorang pun memberinya. Lalu ada seseorang yang memberinya, sehingga orang-orang juga ikut memberinya. Maka beliau bersabda,
’Man sanna khayran fastunna biHi kaana laHu ajruHu wa min ujuuri man yattabi’uHu ghayra muntaqishin min ujuuriHim syay`an
wa man sanna syarran fastunna biHi kaaana ’alayHi wizruHu wa min awzaari man yattabi’uHu ghayra muntaqishin min awzaariHim syay`an.’
[’Barangsiapa mengadakan kebiasaan yang baik lalu kebiasaannya itu ditiru, maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka, dan barangsiapa mengadakan kebiasaan yang buruk lalu kebiasaannya itu ditiru, maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.’].
B.     DARI USAHA ORANG YANG MASIH HIDUP UNTUK YANG TELAH MATI
Doa orang-orang Muslim
a. Doa Ampunan  bagi Muslim yang sudah meninggal dunia
Pujian Allah SWT atas muslim yang mendoakan ampunan bagi muslim yang telah mendahului mereka. Allah SWT berfirman:
”Walladziina jaa`u min ba’diHim yaquuluuna rabbaghfirlanaa wa li `ikhwaaniinas sabaquunaa bil iimaan wa laa taj’al fii quluubinaa ghillal lil ladziina aamanuu rabbanaa innaka ra`uufurr rahiim.” [Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: ’Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.’]
b. Doa untuk yang meninggal dunia agar lulus ujian kubur dan terhindar dari siksa neraka
Di dalam as-Sunan disebutkan dari Watsilah bin al-Asyqa’, dia berkata, ”Rasululalh saw menshalati seorang laki-laki dari orang-orang Muslim. Maka kudengar beliau mengucapkan, ”AllaHumma [Ya Allah] Inna fulaanab na fulaan [sesungguhnya fulan bin fulan] fii dzimmatika [berada dalam tanggunganmu] wa habli jiwaarika [dan tali lindunganMu] faqiHi min fitnatil qabri [maka lindungilah dia dari ujian kubur] wa adzaabin naar [dan siksa neraka] wa anta aHlul wafaa`i wal haqqi  (Engkaulah yang memenuhi dan yang benar] faghfirlaHu (maka ampunilah dosanya] warhamHu [dan rahmatilah dia] innaka antal ghafuurur rahiim (sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang]”.
c. Doa ketika pergi ke kuburan
Dalam Shahih Muslim, dari Hadits Buraidah bin al-Khushaib, dia berkata, ”Nabi saw mengajarkan kepada orang-orang , jika mreka pergi ke kuburan hendaklah mengucapkan:
’Assalaamu ’alaykum aHlal diyaari (Kesejahteraan atas kalian wahai para penghuni kubur] minal mu`miniina wal muslimiina [dari kalangan orang-orang Mukmin dan Muslim] wa innaa insyaa`allaaHu bikum laa hiquuna [sesungguhnya kami insya Allah akan bersua kalian] nas`alullaaHa lanaa wa lakumul ’aafiyah [kami memohon afiat kepada Allah bagi kami dan bagi kamu sekalian.]’
d. Doa untuk kedua orang tua
Allah meninggikan derajat hamba di Surga, sehingga dia bertanya-tanya, “Mengapa hal ini terjadi pada diriku?” Maka dikatakan kepadanya, “Karena doa anakmu bagimu.”
2.      Pahala Shadaqah
Di dalam Shahih al-Bukhari disebutkan dari Abdullah bin Abbas ra bahwa ibu Sa’ad bin Ubadah meninggal, sementara saat itu Sa’ad tidak ada di sampingnya. Maka Sa’ad menemui Nabi saw lalu berkata, ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal dan aku tidak berada di dekatnya saat itu. Maka apakah dia mendapatkan manfaat sekiranya aku mengeluarkan shadaqah atas nama dirinya?”
Beliau menjawab, ”Ya.”
Sa’ad berkata, ”Aku memberikan kesaksian kepada engkau bahwa hasil kebunku menjadi shadaqah atas nama dirinya.”
3.      Pahala Puasa
Di dalam ash-Shahihain, dari Aisyah ra bahwa Rasulullah swa bersabda, ”Barangsiapa meninggal dunia dan dia masih mempunyai tanggungan puasa, maka walinya berpuasa atas nama dirinya.”
4.      Pahala Haji
An-Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa ada seorang istri Sinan bin Salamah al-Juhanny bertanya kepada Rasulullah saw bahwa ibunya meninggal dan dia belum sempat menunaikan haji, apakah ibunya mendapatkan pahalanya jika dia menunaikan haji atas nama dirinya?”
Beliau menjawab, ”Ya. Sekiranya ibumu mempunyai hutang lalu engkau melunasinya atas nama dirinya, bukankah yang demikian itu juga mendatangkan pahala baginya?”

No comments:

Post a Comment